Saturday, April 21, 2007

Apa Yg Akan Kulakukan

Aku berada di dalam keadaan yang sangat membingungkan. Aku gak tahu apa yang harus aku pilih demi masa depanku nanti. Apakah aku harus pindah dari sekolahku yang baru beberapa bulan menjadi tempatku mencari ilmu, ataukah aku tetap bertahan di sekolahku demi kuliahku nanti. Kalau aku pindah dari sekolahku sekarang, aku akan kehilangan sejumlah uang yang cukup banyak demi membayar uang sumbangan di sekolah baru yang aku inginkan selama ini. Padahal uang itu bisa digunakan untuk membayar biaya masuk Perguruan Tinggi yang aku inginkan beberapa tahun ke depan nanti. Tapi kalau aku gak pindah dari sekolahku ini, aku gak tau apa yang aku dapatkan. Aku seperti orang bodoh yang gak bisa dan gak tau apa-apa. Aku merasa sangat tertekan dan tersiksa. Rasanya yang ada di pikiranku hanya ada pemberontakan terhadap kondisi sekolah.

Aku gak pernah sempat belajar di rumah karena aku selalu merasa sangat lelah baik fisik maupun psikis setelah pulang sekolah. Proses belajar di sekolahku memang berbeda dari sebagian besar sekolah yang ada di kotaku. Aku harus menjalani sekolah dari pukul tujuh kurang seperempat sampai pukul setengah empat sore. Padahal di sekolah aku hanya mendapatkan sedikit ilmu dari guru-guru. Banyak dari guru yang membimbingku, menuntut setiap muridnya mengerti dengan sendirinya tanpa penjelasan dari guru. Kalau ada yang tidak mengerti, kami disuruh bertanya pada teman kami yang lebih mengerti. Padahal sebagian besar dari kami tak paham apapun. Lalu apa gunanya guru? Dan untuk apa guru dibayar kalau tidak melakukan apa-apa demi memintarkan murid-muridnya?

Belum lagi tugas-tugas yang memerlukan banyak waktu dalam pengerjaannya. Biasanya, hampir semua guru memberikan tugas pada kami dalam waktu yang hampir bersamaan. Bahkan ulangan pun dilakukan di tengah-tengah pemberian tugas. Aku sering kebingungan, tugas apa yang harus harus dikerjakan terlebih dahulu. Semua guru menuntut murid-muridnya mengumpulkan tugas tepat waktu tanpa peduli berapa banyak tugas yang harus kami dikerjakan pada saat yang sama.

Semua guru juga menuntut murid-muridnya untuk selalu siap bila sewaktu-waktu mereka ingin mengadakan ulangan harian. Padahal, kapan kami sempat belajar? Dan apakah yang akan kami isikan pada kertas ulangan kalau kami belum mengetahui apa-apa dari materi yang juga tidak diterangkan?

Aku gak tau bagaimana aku bisa pintar dengan cara yang seperti itu. Aku ingin melihat bagaimana orang yang sangat pintar (genius) mengatasi masalah seperti ini? Apakah mereka akan tetap pintar kalau mereka berada dalam keadaan yang penuh tekanan seperti sekarang ini?

Waktu di sekolah yang lebih banyak dibandingkan di rumah biasanya hanya aku isi dengan melamun saat pelajaran kosong dan juga aku isi dengan tidur kalau aku benar-benar lelah setelah semalaman mengerjakan tugas yang harus segera dikumpulkan. Sebenarnya aku ingin mengisi jam kosong yang ada di sekolah dengan belajar. Karena setiap harinya pasti ada jam kosong yang cukup lama yang disebabkan oleh ketidakhadiran guru. Tetapi keadaannya selalu tidak memungkinkan. Selalu saja ada keramaian yang mengganggu konsentrasi belajarku. Kadang, aku juga memaksakan diri belajar di rumah meskipun aku sangat lelah kalau aku sedang ingat banyaknya materi yang belum aku mengerti. Tapi biasanya, besoknya aku akan langsung tidak enak badan.

Apakah aku harus mengisi masa remajaku dengan keadaan seperti ini terus? Apakah aku akan kehilangan cita-citaku yang tahun lalu sudah aku rencanakan dengan matang?

Ya memang gak semua guru di sekolahku seperti itu. Tapi sebagian besar memang seperti itu. Masih ada sih guru yang selalu perhatian pada muridnya dengan cara menerangkan materi dan dengan membuat suasana belajar sangat menyenangkan, tapi jumlahnya hanya satu atau dua orang saja.

Labels:

1 Comments:

  • At June 5, 2007 at 5:38 PM, Blogger argel said....

    "oh ya emang sih sekolah di situ membosankan . padahal mau ulangan, banyak sekali PR hiiiiiihhhhhhhhh membence'kan sekolah d SMAXI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

     

Post a Comment

<< Home